Selasa, 08 Januari 2013

BRANTAS 1


DAS BRANTAS

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh diatasnya kedalam satu sungai utama yang bermuara ke danau atau lautan. DAS Brantas memiliki 1.555 anak sungai terdiri dari orde 2 sampai dengan 4 dan semuanya terletak di Jawa Timur. DAS Brantas mempunyai 11.800 km2 atau ¼  dari luas Provinsi Jatim. Panjang sungai utama 320 km mengalir mengitari gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Kelud.
Sejak abad ke 8, di DAS Brantas telah berdiri sebuah kerajaan bernama kanjuruhan. Kerajaan ini meninggalkan Candi Badut dan prasasti Dinoyo ytang berangka tahun 760M sebagai bukti keberadaannya. Bukti terkuat tentang adanya budaya pertanian yang ditunjang oleh pengembangan prasarana pengairan (irigasi) yang intensif ditemukan di DAS Brantas, lewat Prasasti Harinjing di Pare. Merujuk khazanah sastra jawa, sungai Brantas ini yang diduga kuat disebut sebagai Ci Ronabaya dalam naskah Bujangga Manik.
Dari catatan yang ada menurut Smittiea (1983) awal munculnya pemukiman di DAS Brantas adalah sejak pemerintahan Raja Sindok. Sekarang ini, penduduk di DAS Brantas mencapai 15,2 juta orang (1999) atau 43% dari penduduk Jatim dan mempunyai kepadatan rata-rata 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata jatim. Adapun Kali Brantas mempunyai peran yang cukup besar dalam menunjuang Provinsi Jatim sebagai lumbung pangan nasional. Dalam tahun 1994 – 1997, Provinsi Jatim telah memberi kontribusi rata-rata 470.000 ton beras/ tahun atau 25% dari stok pangan nasional.
Tidak juga sebagai situs sejarah, sumber bahan baku air minum dan irigasi sawah, DAS Brantas juga merupakan salah satu sumber keanekaragaman hayati Jawa Timur. Bantaran sungai brantas yang merupakan juga daerah riparian merupakan juga salah satu habitat burung, serangga, primata dan tanaman. Binatang seperti biawak, bulus dan burung Sri Mbok-Mbok merupakn hewan yang seringkali ditemui di daerah ripaian. Akan tetapi seiring dengan meningkatnya laju pembersihan bantaran untu digunakan sebagai pemukiman, maupun industri serta budaya membuang sampah ke kali, menyebabkan mereka semakin sulit ditemui.

Sumber: Oleh SMPN 5 Kepanjen dari Buku Angket PLH/BLH Prov Jatim