Keanekaragaman
Hayati atau biodiversitas adalah kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam
ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaraman hayati seringkali digunakan sebagai
ukuran kesehatan sistem biologis. Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi
merata di bumi, wilayah tropis seperti Indonesia memiliki keanekaragaman hayati
yang lebih kaya dibandingkan dengan wilayah lainnya. Jumlah keanekaragaman
hayati dapat dibagi ke dalam 3 jenis yaitu:
v Keanekaragaman genetik
(genetic diversity); jumlah total informasi
genetik yang terkandung didalam individu tumbuhan, hewan yang mikroorganisme
yang mendiami bumi.
v Keanekaragaman spesies
(species diversity); keanekaraman organisme
hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 – 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru
dipelajari.
v Keanekaragaman ekosistem
(ecosytem diversity); keanekaragaman
habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer atau dunia laut.
Ekosistem sungai memiliki
tingkat keanekaragaman yang tinggi. Sama seperti ekosistem hutan, dengan adanya
perbedaan habitat akan menyebabkan perbedaan jenis yang mendominasi. Dalam
ekosistem sungai, terdapat berbagai fauna dan flora baaik dalam bentuk makro
maupun mikro. Fauna ekosistem sungai dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan tempat
hidupnya:
a.
Permukaan air.
Fauna yang hidup dipermukaan air dibagi lagi menjadi 2 yaitu: pleuston
(contohnya: anggang-anggang) dan neuston (contoh: zooplankton).
b.
Kolom air.
Fauna yang hidup di kolom air adalah nekton (contoh: ikan).
c.
Dasar. Fauna yang terdapat
didasar dibagi menjadi 2 yaitu: bentos (contoh: nimfa capung) dan psammon
(contoh: udang mikroskopik).
Flora
pada ekosistem sungai, berdasarkan cara hidupnya dibagi menjadi:
1.
Fitoplankton, flora
mikroskopis yang melayang-layang di permukaan sampai kolom air.
2.
Alga bentik, hidup
dengan cara menempel pada substrat yang terdapat di dasar sungai (contoh:
diatom).
3.
Makrofita tenggelam,
seluruh bagian tubuhnya terdapat didalam air (contoh: Hidrilla).
4.
Mikrofita berdaun
terapung, akarnya akan berada di dasar perairan dan daunnya mengapung diatas
air (contohnya: teratai).
5.
Mikrofita terapung,
akarnya mengapung dipermukaan air (contoh: enceng gondok).
6.
Mikrofita mencuat,
berakar di dasar perairan akan tetapi sebagian tubuhnya muncul keluar dari
permukaan (contoh: ekor kucing).
7.
Vegetasi riparian,
merupakan flora yang hidup di sekitar batas antara perairan dan daratan.
Sumber: Buku Angket
PLH/BLH Prov Jatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar